Selamat siang guy's.
Semoga kamu, aku, dan orang yang kamu sayangi dalam keadaan sehat dan segar bugar ya. So, mulai setiap langkah dan tulisan dengan mengagungkan-Nya. Bismillahirohmanirohim.
Isi blog saya hari ini terbatas oleh ruang dan waktu ya. Ini merupakan kondisi di daerah saya tinggal yaitu Kabupaten Solok. Iya itu di Sumatera Barat, bukan di pulau Jawa. Iya Negri andalas yang adatnya tersusun oleh syarak, dan syarak basandi kitabullah. Tanah yang megah penuh dengan surga alam. Baru-baru ini juga di nobatkan sebagai destinasi wisata halal dunia, ngalahin Dubai? iya ngalahin dubai.
Posisi lengkap daerah tidak saya sebutkan, karena besar kemungkin kondisi ini juga terjadi di beberapa daerah lainya di Ranah Minang. Juga biar bisa tebak-tebakan.
-------------------
Pada umumnya masyarakat daerah saya sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan dan
membanggakan anak-anak mereka yang duduk di kursi pendidikan. Mulai dari SD-SMP-SMA semua pendidikan ini seolah barang perlu untuk di kecap. Selain untuk meningkatkan pengetahuan anak, juga merupakan gengsi bagi orang tua.
(ingat ini di daerah saya loh). Baik bagi orang tua dengan tingkat pendidikan di bawah SD (tidak lulus) hingga lulusan S1 akan berusaha sekuat tenaga banting tulang mencari uang demi menamatkan sekolah anaknya. Namun semua memiliki batas dan batasnya adalah SMA.
Kami, saya dan kawan-kawan yang juga pastinya mengecap bangku SMA akan dihadapkan dalam dua pilihan ketika amplot kelulusan diberikan. Mungkin kamu pun juga, saat kamu memili untuk melanjutkan atau membantu orang tua. Kami memutuskan dua hal Kuliah atau Merantau.
Memang masih ada pilihan lain seperti membatu orang tua dirumah, menjadi pekerja di toko-toko atau sekedar berhenti dan kongko-kongko bersama teman-teman yang juga memiliki minat serupa. Namun pilihan terbaik dari semua itu hanya dua dan kami semua paham.
Jika pilihannya kuliah maka hanya ada dua kemungkinan di daerah saya, yaitu mendapatkan beasiswa atau orang tua sanggup menanggung biaya. Ini pastinya di barengi dengan keinginan.
Sedangkan jika Merantau juga karena dua hal, memiliki saudara yang sudah sukses di rantau dan dia tidak mau kuliah lagi atau tidak ada biaya untuk kuliah. Inilah nyatanyanya.
Beberapa daerah di tempat saya sudah memiliki kultur bahwa hanya dua hal itu yang menjadikan patokan kesuksessan seseorang. Kuliah juga berarti melanjutkan sekolah ya. Cuma disini kita lebih spesifik kepada sekolah ke perguruan tinggi.
Dilema, iya, karena fase pilihan ini akan menjadi cabang awal kemana kesuksesan akan berlabuh.
Mau pilih Kuliah atau Merantau? Hanya itu.
Sudah hal pasti siapa saja akan sukses dimanapun dia berada selama tekun dalam bidang yang di geluti, bukan hanya anak kuliahan yang menimba ilmu lebih banyak atau anak rantau yang sudah menjajak kehidupan nyata lebih dahulu. Siapapun bisa sukses melalui kuliah dan merantau. Right!
Namun di Ranah Minang bukan hanya di tempat saya, merantau adalah satu keharusan untuk mengembangkan diri, mencari jati diri atau mendapatkan pelajaran hidup yang lebih banyak lagi. Ingat film Marantau yang di perankan Iko Uwais, iya kayak gitulah tuntutan di hampir tiap daerah tapi gak harus bertumpah darah kayak di film itu ya. Karena Akhir yang kita inginkan adalah kesuksesan.
Nah, saya juga awalnya dilema antara kuliah dan merantau. Hingga memutuskan untuk kuliah dan mendapatkan pelajaran lebih banyak lagi. Saya berkuliah diluar nagari jam gadang. Saya akan berbagi pengalaman berharga untuk kamu semuanya yang sudah memilih kuliah dan kuliahnya diluar Nagari Bundo Kanduang.
Nyatanya anak-anak yang kuliah diluar Nagari Bundo Knaduang juga mendapatkan nilai anak-nak Merantau. Yap langsung aja disebutkan Kuliah sambil Merantau, atau boleh juga disebut Merantau sambil kuliah. Kok bisa gitu?
Iya bisa saja, anak-anak yang kuliah itu juga akan merasakan perihnya hidup dirantau, mendapatkan pelajaran hidup, menemukan jati diri dan hampir semua yang didapatkan oleh anak-anak rantau yang tidak berkuliah.
Anak rantau yang langsung membuka usaha, akan mendaptkan pendapatan dr usahanya, anak KUliah juga bisa kok. Anak rantau yang langsung membuka usahanya akan mendapatkan kawan-kawan dan jaringan pertemanan di daerah rantaunya, anak Kuliahan juga sama aja. Anak rantau tidak memiliki beban akademik, anak kuliahan ??? Punya lah guy's. Anak rantau tidak lagi menunggu uang kiriman bulanan, anak kuliahan masih minta, eett masih ada beasiswa yang bisa kamu dapatkan dengan ikhtiar dan prestasi.
Apalagi,
Anak rantau satu tahun kemudian sudah bisa mengirimkan uang untuk orang tuanya, Anak kuliahan,?? Nah ini yang juga menjadi dilema terbesar. Tapi setidaknya semua yang didapatkan anak rantau akan di dapatkan juga oleh anak kuliahan
Baca juga ya, Anak Kuliah Rantauan Bergelar S1.
Mari kita tekankan bersama-sama, bahwa saya mengajak adiak-adiak yang di bangku SMA kelas tiga untuk melanjutkan kuliah diluar tanah Bundo Kanduang. Kita selalu disodorkan untuk memilih Kuliah atau Merantau, hanya dua itu. Bagaimana jika pilihannya kita ganjilkan menjadi tiga: Kuliah, merantau, Kuliah dan Merantau. Kamu bisa mendapatkan keduanya, kenapa harus memilih satu diantara dua hal itu.
Jika Kuliah dan Merantau memiliki sisi positif masing-masing, yangmana bisa mengurangi sisi negatif dari sisi lainnya kenapa kamu, saya, dan kita semua tidak coba untuk gabungkan saja sehingga mendapatkan nilai lebih baik dari memilih satu saja.
Jika alasan kamu merantau hanya untuk mencari uang biar gak nyusahi orang tua, dengan kuliah sambil merantau kamu juga bisa. Caranya, dapatkan beasiswa, jika gak dapat sebelum kuliah maka dapatkan ketika kuliah. Jika gak dapat juga ikut organisasi dan bekerja sama memenangkan lomba-lomba regional dan nasional. Jika gak bisa juga, manfaatkan dana-dana birokrasi kampus atau pemerintah untuk menjalakan satu usaha. Jika tidak bisa..... maka......, jika tidak bisa......, maka. Dan seterusnya seperti itu. Kamu akan temukan jabawan lebih banyak ketika di bangku kuliah ini.
Sudah panjang lebar, intinya cuma dikit, iya, yang penting kena dan kamu bisa meresapinya dan mengubah cara pandang kamu. Baca Kuliah Merubah cara Pandang. Jika di satu bidang bisa sukses kenapa tidak jajak dua bidang sekaligus. Jangan coba-coba, emang kamu merantau buka usaha diawal gak coba-coba. Jika bisa mencoba banyak kemungkinan kenapa harus satu kemungkinan saja.
Jika sukses itu adalah bola maka menjajak 3 bidang usaha memiliki kemungkinan sukses 3 kali lipat dibandingkan menjajak 1 usaha hanya 1 kali lipat. Ini logika apa? Ini logika kesuksesan. !!
Jadi kamu sudah ada 3 pilihan untuk melangkah ya. And, rekomendasi adalah mengambil keduanya Kuliah dan Merantau.
Ingat cerita di atas adalah daerah saya ya, kamu punya cerita berbeda, komen aja atau share link cerita daerah kamu.
Koreksi kesalahan ya. Coment.
0 comments:
Post a Comment