image1 image2 image3 image4 image4

HELLO I'M PRIA HALAL|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG| I LOVE THIS CREATIVE WRITING DAILY|I'M PROFESSIONAL WRITER

Aktivis DEADLINE [paling telat]

Assalamualaikum wr wb
Semoga pembaca selalu diberikan kesehatan saat ini, jikapun sakit semoga di jadikan sakit itu sebagai menggugur dosa.
Gelar aktivis pertama kali saya ketahui di masa perkuliahan. Gelar ini disematkan kepada mahasiswa yang aktif dalam menjalankan roda keorganisasian di kampusnya, baik dalam lingkungan fakultas maupun dalam lingkupan universitas. Gelar itu ternyata tidak gampang untuk di emban dan berat untuk menyandangnya. Bagaimana tidak gelar ini hanyalah baik di berikan kepada mereka yang senantiasa memikirkan visi dari organisasi, menjalakan, mengkoordinir, dan memerankan 3 pondasi utama seorang mahasiswa. Apa tiga pondasi itu? Tidak lain adalah Agent Of Change, Sosial Control, dan Iron Stock. Mereka yang menyandang gelar aktivis selalu saja berkutat untuk perubahan, dari buruk menjadi baik kemudian menjadi lebih baik lagi. Mempersiapkan penerus untuk organisasinya kemudian memberikan pengaruh kepada lingkungannya (birokrasi kampus) hingga kebijakan nasional melalui forum yg lebih besar lagi.

Penyerahan bendera organisasi dari pengurus lama ke pengurus baru hanyalah simbolis. Beberpa orang mahasiswa dalam organisasinya menganggap hal ini sebagai pagelaran paling berharga. Setengah dari anggota organisasi tersebut menganggap itu sebagai seremonial biasa yang tidak perlu di perpanjang dan di banggakan. Simbolislah kata mereka

Mari kita beranalogi, satu organisasi di analogikan dengan satu fase mahasiswa yang mendapatkan tugas dari dosennya selama satu minggu.

Hari ini 40 orang mahasiswa memasuki kelas dengan kondisi beragam, dengan karakter mereka masing-masing karena kedatangan dosen. Mahaisiswa memiliki tipikal yang berbeda menaggapi kedatangan dosen, ada yang biasa saja ada juga yang menanggapi dengan ketakukan hingga dia memasuki kelas jauh lebih dahulu dari dosennya. Ada juga mahasiswa yang menanggapi kedatangan dosen dengan tenang dan menanti kedatangan dosen dengan senyuman. Ketika memasuki kelas dan melakukan pengajaran selama 2 kali 40  menit dosen mulai melakukan pengumuman. Pengumungannya tidak lain adalah penyerahan tugas kepada mahasiswa. Jangka waktu penyerahan tugas adalah satu minggu atau hingga kelas berikutnya dimulai.
Dalam keadaan ini tidak jarang ada istilah mahasiswa deadline, mereka adalah mahasiswa yang mengerjakan tugas pemberian dosen di akhir waktu pengerjaan. Akhir waktu kita ambil 2 hari sebelum kelas tersebut dimulai. Tidak jarang pekerjaan mereka bisa selesai lebih cepat dari yang lainnya karena telah melakukan riset kecil dari jawaban tugas tersebut (bagian kecil saja). Namun kebanyakan mereka malah menyerah pada waktu untuk disalahkan dan menyerahkan segalanya kepada keberuntungan yang nilainya 0,0001% (sangat kecil sekali).
...............................................................................
Hari perkuliahan berikutnya dimulai dan satu per satu mulailah mahasiswa menyerahkan tugasnya. Untuk mereka mahasiswa deadline pertama (melakukan riset kecil) pun ikut bercengkrama bersama kawan-kawan lainnya. Sedangkan mereka yang menyerah kepada waktu dan menyerahkan kepada keberuntungan hanya tertunduk dan diam di tempat duduknya.
Walhasil, hari ini tugas tersebut langsung dilihat dan diabsen oleh dosen menggunakan tugas. Sudah bisa di tebak bahwa mahasiswa deadline urutan ke2 tidak terisi absennya. Spontan saja dosen pengajar langsung melantunkan nama-nama mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas untuk di tindak lanjuti.
___________________________________
Sekarang mari kita kembali kepada aktivis deadline. Pengarahan dan bimbingan yang dilakukan dalam organisasi berlangsung selama kurang lebih 6 bulan dari senior. Bukan sekedar mercerita untuk gelak tawa tetapi juga memberikan pengarahan serta diskusi berat untuk mewujutkan visi organisasi. Hingga waktu penentuanpun datang yaitu penyerahan amanah dari satu pundak kepundak dibawahnya. Penyerahan dilakukan semata-mata kerana orang-orang (senior) dalam organisasi tersebut merasa sudah menemukan pengganti yang pas untuk melanjutkan visi dan menjaga keutuhan organisasi.
Geliat kekuatan semangat sangat terasa diawal penyerahan ini karena mereka tau akan alur dan cara kerja oraganisasi. Terlebih-lebih saat menyampaikan aspirasi targetan kerja selama kepengurusan. Namun masa pengabdian bukan 1 hari saja atau 3 hari saja namun satu tahun. Periode ini sejatinya sangat singkat bagi mereka yang melaksanakan setiap program kerja secara runtun dan sesuai dengan timeline awal.
Seketika setiap orang yang berada dalam organisasi akan merasa begitu lama kepengursannya. Ingin sekali digantikan oleh orang lain setelahnya. Bukan juga karena mengerti beratnya amanah namun karena memang tidak menjalankan kerja organisasi itu  kecuali yang akan menguntungkan bagi dirinya saat sekarang ini.
Allah SWT sangat Maha Penyayang, maka diberikan angin pemikiran perbaikan kepada semua anggota organisasi. Mereka akan menerima dengan semeringah pemikaran dari Tuhan-nya. Bermunculan satu perasatu rencana besar yang telah terlupakan hampir tujuh bulan menduduki organisasi (anggaplah). Muncul juga semua naskah materi yang diberikan oleh senior untuk kemajuan organisasi. Semua terasa terang. Mereka yang bekerja untuk kepentingan dirinya mulai merangkul orang-orang yang bersangkuran untuk memajukan organisasi tersebut. Tidak pernah mengira akan tercipta kerjasama tim paling solid sejauh pandangan. Ketika mereka melihat orang-orang dalam organisasi mereka melalui kulit luarnya, melalui tatap mata, melalu cara dia berjalan, melalui hal lain yang nampak, tanpa bertanya langsung. Tidak pernah mengira akan hadir sosok-sosok yang energik dan lain sebaginya. Semua Allah berikan. Mereka yang mendapat pemikiran ini ialah aktivis deadline yang serupa dengan mahasiswa deadline pertama. Segera melakukan prokernya saat hidayah datang padanya [hampir menghabisi waktu jabatannya], sehingga masih bisa terjaga organisasi itu, masih bisa di kenal kepengurusannya, masih tersebut oleh mahasiswa lain ke hebatannya.
Kondisi pemberian angin pemikiran memang tidak pilih kasih, namun penerima masih bisa menolak pemberian Tuhan-nya. Ketika itu terjadi maka sudah bisa di pastikan mereka adalah aktivis deadline serupa mahasiswa deadline kedua yang pasrah pada waktu dan menyerahkan kepada keberuntungan. Tidak sertamerta organisasi akan hancur karena satu pengurusan saja, namun bisa menjadi kado pahit untuk penyandang amanah setelahnya. Memang organsisasi kemahasiswaan akan tetap bertahan hingga tidak adalagi yang benar-benar mau menerima curahan amanah dari seniornya.

Aktivis deadline bagus atau tidak? Sudah pasti tidak bagus. Kalaupun mereka aktivis deadline yang menerima hidayah dari Tuhan-nya tadi mengerjakan prokernya, sudah dapat dipastikan dua hal. Pertama, proker terjalan, melejit dan sangat menarik, namun hanya 1 atau 2 atau 3 proker saja. Kedua, proker akan terlaksana 90% namun itu prokernya tidak akan maksimal atau banyak yang asal terjalankan. Kenapa seperti itu? contoh sebuah persiapan itu seperti ini : Jelas untuk menpersiapkan diri dalam kontes perebutan kursi perkuliahan seorang mahasiswa harus berjuang cukup lama yaitu 9 tahun + intensif demi hasil terbaik. Begitulah proker, satu proker organisasi itu akan sangat maksimal setidaknya di persiapkan 1 atau 1 setengah bulan.

So, pertahan semangat perubahan dalam diri dari awal hingga akhir untuk menyelesaikan semua program dalam agenda organisasi. Bak semanagat Rasulullah SAW atau para khalifah islam dalam menyebarkan Islam pada periode awal hingga habis periode masing-masing-nya.

Semoga Bermanfaat !!

Komen di bawah ya,.,

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment